Pages

Sunday, June 26, 2011

Relationship in a Room


Living together with 5 or 6 girls in 1 room..i’m gonna tell you..NOT EASY AT ALL dude!
And even worse than ever when it comes with “PMS periode” time uh-huh -_____-‘



Banyak pengalaman yang saya dapat sejak tinggal bersama dalam 1 kamar bersama teman2 kampus saya di Taiwan..di Asrama tempat saya melanjutkan study S2 di Taiwan,1 kamar diisi oleh 6 orang,pertama-tama ya biasa saja..sebulan kemudian,perbedaan mulai terlihat tapi masih nyantelaah..trus tugas dan stress berdatangan lalu bad habbit masing2 mulai keluar dan DHUAARR!! Mulai gonjang ganjing semua.. Tidak dipungkiri,setelah 1 tahun tinggal bersama..pertengkaran yang terjadi jumlahnya tidak sedikit ya,pertama saya dengan si A,lalu si A dengan si B,kadang si B dimusuhi bareng 1 kamar,ato kadang antara C dan D berantem dengan si E trus saya,A dan B malah tidak tahu,nah bingung kan?saya juga mulai bingung -____-‘. Pertengkaran yang terjadi wajarlah terjadi karena kami berasal dari keluarga dengan adat istiadat yang berbeda,kebiasaan kami berbeda,prinsip kami dalam menjalani hidup,memandang suatu masalah dan menyelesaikannya pun berbeda-beda. Apalagi cewek cewek gitu loh,kalo masa sensitifnya lagi datang ya BUYARLAH SUDAH SEMUA.. Seperti yang sedang terjadi sekarang..karena salah paham dan sama sama lagi ‘dapet’ jadi berantemlah kedua teman saya ini..  Prinsip saya kalau lagi kena masalah kamar kayak gini cuma satu : TIDAK MEMIHAK,baik saya di posisi penonton maupun di posisi yang ‘lagi perang’. Maksudnya adalah saya tidak akan memihak disisi manapun jika ada yg lagi berantem begitu juga sebaliknya saya tidak mau ada teman2 yg ikut memihak saya atau lawan jika saya lagi ‘berantem’.
Pelajaran yang saya dapat dari kejadian ini banyak sekali,saya jadi lebih instropeksi diri,saya jadi melihat kembali ke belakang kalau saya lagi ngamuk sama teman sekamar ternyata begini jadinya,bikin teman2 yang lain tidak enak juga,Disini saya belajar bahwa tidak hanya saya sajalah yang punya masalah besar di dunia ini dan seandainya pun saya punya,saya tidah berhak untuk melampiaskannya kepada orang lain. Saya juga belajar bahwa tidak bisa selamanya kita menyerah pada kondisi hormonal kalau lagi ‘dapet’,mau sampai kapan begitu terus?(saya juga lagi dalam tahap belajar untuk hal yang satu ini). Hal lain yang tak kalah penting adalah ternyata untuk mengucap 1 kata MAAF tidaklah mudah,prinsip saya selama ini adalah Maaf itu tidak harus mutlak sebuah kata,bagi saya permintaan maaf adalah suatu tindakan nyata dimana kita bisa menunjukkan bahwa saya sudah tidak marah kepada dia dan sudah memaafkan perbuatannya,saya bukan tipe orang yang maksa mengucap kata maaf tapi dalam hati masih mangkel,buat saya itu munafik sekali,tapi ternyata ada juga teman saya yang punya prinsin intinya bilang maaf dulu ajalah,karena sebuah kata maaf adalah satu kunci untuk memulai segalanya dari awal. Weuw..prinsip emang beda beda sie ya..Tapi seperti kata salah satu teman saya saja,di saat kamu ingin memperbaiki keadaan jadi lebih baik,apa salahnya mengesampingkan prinsip yang kita pegang selama itu untuk hal yang..balik lagi..hal yang lebih baiklah intinya. Poin pentingnya adalah saat kita hidup bersama orang lain,lebih banyaklah bersabar,sebelum mengamuk dan berteriak pikirkan baik2 konsekuensinya (nasihat untuk diri sendiri kalo yang ini hihihi :p..) setelah anda melakukan hal itu,tempatkan posisi anda di posisi teman anda,mencoba saling mengerti dan intinya ya pengendalian diri terhadap emosi sesaat.

Akrodha , salah satu ajaran Panca Niyama Brata dalam agama Hindu yang artinya ‘Tidak Marah’. Simple sekali ya..Tidak Marah,tapi itulah hal yang kebanyakan dari kita sulit untuk dilakukan..

Comments:

Post a Comment

Free Blog Template by June Lily