Pages

Friday, August 2, 2013

Sistem Pendidikan yang menarik hati dan nurani



Sekilas tentang pendidikan sekolah dasar di Jepang

Saya dan Prof. Gede dengan buku karangan beliau



Semua berawal ketika saya ditawari melanjutkan studi S3 saya ke Jepang oleh Professor saya , Prof. Gede, waktu itu saya masih menjabat sebagai asisten beliau di Lab Thermodinamika Teknik Kimia ITS. Prof. Gede bercerita santai kepada saya bagaimana enaknya sekolah di Jepang . Beliau bercerita tentang masa studi S2 dan S3 yang beliau habiskan di Jepang khususnya saat beliau menyelesaikan studi doktoral di Hiroshima University.  Yang menarik dari cerita ini adalah bagaimana beliau berbagi kisah tentang pendidikan sekolah dasar di Jepang,kebetulan saat itu beliau membawa anak beliau yang masih berusia 7 atau 8 tahun(bukan berarti cerita tentang S3-nya itu sendiri tidak menarik yaaaa..tapi saya yakin anda anda yang baca ini tidak mau disuguhi 200 kata tentang supercritical polymer..see what i’m talking guys?;p)

Berawal dari setibanya beliau di kota Hiroshima,karena di Jepang itu menerapkan wajib belajar 9 tahun. Jadi anak2 pada usia 6-15 tahun wajib bersekolah tanpa terkecuali. Beliau mendata alamat rumah beliau kemudian pihak darisana (pemerintah kota Hiroshima) mengatur sekolah dasar yang dekat dengan rumah beliau. Sesampainya didepan gerbang sekolah ternyata beliau dan istri sudah ditunggu kepala sekolah. Kepala sekolah tersebut tersenyum sambil membungkukkan badan mengucapkan salam kemudian menyambut Prof. Gede dan keluarga dengan ramah..buku-buku dan seragam sudah disediakan gratis oleh pihak sekolah.Enak ya??tidak hanya buku dan seragamnya saja yang gratis..biaya sekolahnya pun semuanya gratis. Prof. Gede hanya cukup membayar biaya beberapa ratus yen untuk kegiatan acara makan siang bersama sebulan sekali (itu loo..yang seperti di komik atau film kartun Shinchan)

Karena awalnya anak beliau belum mengerti bahasa Jepang,maka oleh pihak sekolah disediakan 1 tenaga pembimbing yang akan selalu mendampingi anak beliau sampai anak beliau bisa lebih menguasai bahasa jepang. Uniknya , sekolah dasar di Jepang itu punya aturan radius jarak rumah , jadi anak-anak yang rumahnya mempunyai radius sekian sampai sekian ratus meter (saya tidak tahu detailnya) hanya boleh berjalan kaki ke sekolahnya..proses jalan kakinya pun diatur,setiap rumah nanti akan dijemput oleh ketua regu yang biasanya dipilih dari anak kelas 6 SD untuk region daerah tersebut (persis seperti di komik Shinchan lagi) untuk radius lebih jauh dari itu diperkenankan naik sepeda. Ada cerita lucu mengenai radius jarak rumah ini, teman Prof.Gede kebetulan baru pindah ke Jepang,kemudian teman beliau ini ngotot mengantarkan anaknya yang juga masih SD ini menggunakan mobil,sesampainya di sekolah anak tersebut,Kepala Sekolahnya mempersilahkan anak itu pulang dan kembali ke sekolah dengan berjalan kaki..aturan tetaplah aturan..which i think was sooo cool! Kisah lainnya,ada lagi seorang teman beliau yang baru pindah ke Jepang,kebetulan teman beliau ini sedikit keras dalam memilihkan sekolah anaknya,teman beliau tersebut hanya mau menyekolahkan anaknya jika sekolah tersebut menyediakan pendidikan agama yang sama dengan keluarga mereka,karena di jepang memang tidak ada sekolah seperti itu maka teman beliau tersebut memutuskan untuk tidak menyekolahkan anaknya di SD yang disediakan dan lebih memilih untuk mengajarkan anaknya sendiri di rumah,model model homeschooling gitulaah..Belum sampai seminggu teman Prof. Gede itu ditelpon pihak berwenang kota Hiroshima,ternyata..arti “Wajib Belajar “ di Jepang adalah anda WAJIB menyekolahkan anak-anak anda untuk mendapat pendidikan atau anda selaku orangtua akan masuk penjara karena dianggap melanggar hukum menghilangkan hak anak-anak anda untuk mendapat pendidikan. Setelah mendapat peringatan tersebut akhirnya teman beliau menyekolahkan anaknya di SD yang telah disediakan dan ternyata sama sekali tidak keberatan dengan hasil pendidikan SD tersebut. WOW!

Sekolah di Jepang juga menyelenggarakan Ujian Akhir,tetapi bukan untuk menyeleksi mana anak yang pantas lulus atau tidak melainkan untuk melihat pemerataan hasil pembelajaran diseluruh wilayah Jepang. Jika ada sekolah yang nilai-nilai muridnya buruk maka gur-guru disekolah tersebut akan diganti dengan guru-guru yang berasal dari sekolah yang nilai-nilainya baik..semacam rolling gitulah..maksudnya agar semua anak anak di jepang mendapat kualitas pendidikan yang sama.*tepuk tangan*

Untuk konten pendidikan di sekolah dasar,tahun pertama di sekolah dasar siswa tidak diajarkan untuk membaca,menulis ataupun berhitung. Murid murid disana diajarkan tata krama dan sopan santun,bagaimana menghormati budaya dan orang yang lebih tua,diajarkan disiplin dasar serta pendidikan moral. Murid murid disana juga ‘dipaksa’ untuk bergaul dengan sesama,pada saat jam istirahat sangat dilarang jika ada siswa yang duduk di kelas , semua siswa harus berbaur dan berinteraksi dengan teman2nya di lapangan. (sudah mulai keliatan bedanya dengan sistem pendidikan di negara kita tercinta ini?)

Yang paling irois dari cerita cerita tersebut adalah saat Prof.Gede bercerita bagaimana situasinya saat beliau sekeluarga kembali ke Indonesia. Anak beliau yang saat itu mau masuk SMP tidak mendapat sekolah dimana mana karena alasan “Ijazah SD tidak jelas” Prof. Gede sampai bolak balik Surabaya-Jakarta untuk mengurus dokumen ijazah..dan ujung2nya..tetap tidak diterima oleh sekolah negeri..anak beliau akhirnya bersekolah di sekolah swasta dengan waktu penerimaan yang nyaris terlambat. Beliau sampai membatin..”di Jepang,saya orang asing tapi anak saya tidak menemui kesulitan apapun dalam mendapatkan sekolah..di negeri saya sendiri saya sudah repot mengurus ini itu dan anak saya nyaris saja tidak mendapatkan sekolah..”

Saya terkesan sekali dengan cerita cerita beliau..saya kagum dengan sitem pendidikan Jepang yang terstruktur rapi baik bagi warga sendiri maupun bagi warga asing dengan kualitas yang tidak perlu diragukan. Saya sampai punya niat mau membesarkan anak anak saya nanti di Jepang saja hahahahahaaaa...  Bukannya saya tidak cinta negara saya sendiri tapi anda tahu sendiri kan?? Ruwetnya birokrasi,sistem pendidikan yang makin tidak jelas,saya hanya berharap Indonesia bisa meniru hal baik dari sitem pendidikan di jepang..dan saya yakin kita bisa kalau kita mau dan semua komponen masyarakat mendukung.
Mari berusaha untuk Indonesia yg lebih baik!


PS : semua cerita ini bersumber dari Prof. Dr. Ir. Gede Wibawa ,M.Eng,jika ada yang mau protes atau mau ditanyakan..bisa menghubungi beliau di gwibawa@chem-eng.its.ac.id ,sukur sukur dijawab yak..soalnya beliau super sibuk hahaha..









Pictures from google.com (in case the picture is myself,that must be from my own gallery :p )

Comments:

Post a Comment

Free Blog Template by June Lily